Selasa, 11 Oktober 2011

Pendidikan, Investasi Masa Depan (sebuah opini)

       Benarkah pendidikan merupakan investasi masa depan sesuai dengan topik diatas? Bagi sebagian kalangan, pendapat ini bisa benar dan bagi sebagiannya lagi merasa tidak setuju dengan pendapat tersebut. Bagi pihak yang setuju tentu merasa bahwa dengan mengenyam pendidikan dapat dipastikan memiliki masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak. Pendidikan dianggap sebagai wahana memperoleh hidup dan kehidupan yang lebih baik. Banyak orang tua mendorong anaknya untuk tetap bersekolah dan mengenyam pendidikan agar memperoleh penghidupan yang lebih baik di masa depan. Kenyataan ini memang tidak dapat dipungkiri kebenarannya sebab dengan mengantongi selembar ijazah produk suatu lembaga pendidikan, seseorang dapat memanfaatkannya untuk memperoleh pekerjaan.
       Berdasarkan fakta di atas, dapatkah kita menyimpulkan pendidikan itu sebagai investasi masa depan? Beberapa pihak ada yang memandang pendidikan sebagai monster penyedot uang rakyat. Bahkan secara ekstrim ada pikiran "masyarakat tanpa sekolah". Bayangkan saja selama hampir 16-17 tahun seseorang mengenyam pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi. berapa banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan selembar harta karun yang disebut sebagai "ijazah". para bisnisman mungkin berpendapat bahwa uang sebanyak itu lebih efektif jika digunakan sebagai modal usaha.Mungkinkah kenyataan ini menjadi penghambat usaha menjadikan pendidikan sebagai investasi masa depan? Hal terpenting yang harus dipahami adalah semua ini bergantung dari cara pandang masing-masing pihak. Kebenaran bagi seseorang belum tentu merupakan hal mutlak bagi orang lain. mungkin sudut pandang filsafat yang berbeda-beda. Hehehehehe.... ko malah larinya ke arah filsafat lagi? apakah filsafat berakhir pada ilmu atau ilmu yang berakhir pada filsafat? lho... ko malah makin melenceng dari topik? ya sudahlah... mungkin opini ini kurang fokus. Jadi jika ada hal yang kurang ilmiah tingkat kebenarannya, maklum saja karena penulis juga punya sudut pandang filsafatnya sendiri. Hehehehehe.... Hanya upaya mencari pembenaran saja.....

Senin, 10 Oktober 2011

Tujuan Pendidikan

APAKAH TUJUAN PENDIDIKAN SUDAH TEREALISASIKAN ?


A.    Pengertian Pendidikan
Secara etimologis kata pendidikan berasal dari kata didik yang dalam kamus Besar Bahasa Indonesia  (KBBI)  diartikan sebagai mendidik dan memberi ajaran atau tuntunan mengenai tingkah laku, kesopanan dan kecerdasan pikiran. Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
selain itu , dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Tirtarahardja dalam bukunya yang berjudul Pengantar Pendidikan menguraikan empat macam batasan pendidikan menurut fungsinya yaitu
1.      Pendidikan sebagai proses transformasi kebudayaan
2.      Pendidikan sebagai proses pembentukan kepribadian
3.      Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
4.      Pendidikan sebagai proses penyiapan tenaga kerja
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang didasarkan atas kesadaran yang terencana secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu perubahan tingkah laku peserta didiknya.
B.     Tujuan Pendidikan dan Jenis-Jenisnya
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan ini pada hakikatnya memiliki 2 fungsi yaitu
1.      Sebagai sesuatu yang ingin dicapai.
Artinya tujuan pendidikan dipandang sebagai target yang harus dicapai pada akhir kegiatan pendidikan. Dengan adanya tujuan ini akan memotivasi segenap pelaku pendidikan untuk terus berusaha memenuhi tuntutan pendidikan yang tertuang dalam tujuan pendidikan tersebut.
2.      Sebagai petunjuk atau memberikan arah kepada setiap kegiatan pendidikan
Artinya tujuan pendidikan dipandang sebagai pedoman bagi setiap pelaku pendidikan agar dalam melaksanakan kegiatannya tetap mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dan tidak menyimpang. Dengan adanya tujuan pendidikan maka segenap pelaku pendidikan akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan rumusan tujuan tersebut dan menjadi pengikat bagi pelaku pendidikan agar tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kurikulum pembelajaran, tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dan menjadi sentral bagi pelaksanaan pembelajaran sebab tujuan pembelajarn merupakan arah dalam pembelajaran dan mengikat semua komponen pembelajaran seperti metode mengajar, materi ajar, sarana prasarana, media pembelajaran dan evalusai harus mengaju pada tujuan dan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
     Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan ini sifatnya umum, ideal dan sangat luas kandungannya sehingga sulit untuk direalisasikan. Oleh karena itu tujuan pendidikan perlu dibuat jelas, konkrit dan ruang lingkupnya terbatas. Atau tujuan pendidikan yang bersifat umum perlu dirinci menjadi tujuan yang lebih khusus agar mudah direalisasikan dalam prakteknya.
Tujuan pendidikan umumnya terbagi dalam empat jenjang yaitu :
1)      Tujuan Pendidikan Nasional
Merupakan tujuan pendidikan secara umum yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia secara nasional yaitu mewujudkan manusia Pancasila.
2)      Tujuan Institusional
Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap institusi atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini berbeda antara lembaga pendidikan yang satu dengan lembaga pendidikan lainnya. Misalnya tujuan lembaga pendidikan sekolah dasar tentu berbeda dengan tujuan pendidikan pada lembaga sekolah menengah dan sekolah tinggi. Selain itu, tujuan pendidikan kejuruan tentu berbeda dengan tujuan pendidikan sekolah umum. Jika setiap lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikannya berarti tujuan pendidikan nasional pun sudah tercapai.
3)      Tujuan Kurikuler
Merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada masing-masing bidang studi. Tujuan kurikuler antara bidang studi yang satu berbeda dengan tujuan kurikuler pada bidang studi lainnya. Misalnya tujuan IPA, IPS atau Matematika.
4)      Tujuan Instruksional
Merupakan tujuan yang ingin dicapai pada setiap pokok bahasan dalam suatu bidang studi. Tujuan instruksional inilah yang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebut sebagai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik sehingga dapat dikatakan telah tuntas belajar.
     Secara keseluruhan tujuan pendidikan ini merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan, dimana tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yang lebih rinci dan tujuan yang khusus menunjang tercapainya tujuan umum. Karena merupakan suatu kebulatan maka dalam proses mewujudkannya perlu adanya kesepahaman bersama dan koordinasi yang baik sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ini juga bersifat hierarkis dimana untuk mencapai tujuan yang lebih umum maka perlu diwujudkan terlebih dahulu tujuan khususnya. Sehingga bila tujuan khusus telah tercapai maka scara eksplisit tujuan pendidikan yang umum pun telah tercapai.
C.     Cara Yang Ditempuh Untuk Mengetahui Pencapaian Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan akan dapat dicapai melalui aktivitas pendidikan. Cara yang dapat ditempuh guna mengetahui pencapaian tujuan pendidikan ini adalah melalui Evaluasi Pendidikan. Evaluasi pendidikan merupakan kegiatan evaluasi yang terjadi dalam keseluruhan aktivitas pendidikan guna mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensinya dalam upaya pengembangan seluruh aspek kepribadian peserta didik. Oleh karena itu setiap aktivitas pendidikan hendaknya dievaluasi pengaruhnya terhadap hasil belajar dan pencapaian tujuan sebab merupakan salah satu indikator keberhasilannya.
1.      Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan
dalam dunia pendidikan dikenal berbagai jenis evaluasi seperti :

1)      Evaluasi Penempatan
Merupakan evaluasi yang digunakan untuk menempatkan peserta didik dalam program pendidikan tertentu sesuai dengan karakteristiknya masing-masing agar dapat berkembang secara optimal.
2)      Evaluasi Diagnostik
Merupakan evaluasi yang gunakan untuk mengidentifikasi kelemahan kelemahan peserta didik dan faktor-faktor penyebabnya. Hasil evaluasi ini dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi guru untuk memberikan bimbingan belajar dan remedial untuk memperbaiki hasil belajar siswa.
3)      Evaluasi Formatif
Merupakan penilaian yang dilakukan pada setiap berakhirnya satuan pembelajaran tertentu atau sesudah satu atau beberapa pokok bahasan selesai. Tujuannya ialah untuk memperbaiki proses pembelajaran dan memotivasi peserta didik.
4)      Evaluasi Sumatif
Merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program secara keseluruhan misalnya pada akhir semester. Tujuannya adalah untuk menentukan kemajuan dan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan.
5)      Evaluasi Selektif
Merupakan evaluasi yang dimaksudkan untuk memilih peserta didik yang paling cocok untuk kegiatan pendidikan tertentu. Misalnya evaluasi dalam memilih peserta didik untuk mengikuti olimpiade atau juga seleksi penerimaan mahasiswa baru.
2.      Evaluasi Program Pengajaran
Merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program yang telah direncanakan sebelumnya. Sebelum seorang guru melakukan kegiatan pembelajaran terdahulunya perlu dipersiapkan suatu program pengajaran sehingga dapat melaksanakan program tersebut dengan efektif serta mencapai tujuan yang optimal. Untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak perlu dilakukan evaluasi yang disebut sebagai evaluasi program pengajaran. Bila tujuan program pengajaran telah tercapai , bagaimanakah kualitas pencapainnya? Dan jika belum tercapai, perlu diketahui bagian manakah yang belum tercapai dan apa penyebabnya? Inilah yang menjadi tujuan perlunya evaluasi program pengajaran. Dengan mengetahui hasil evaluasi akan mempermudah dalam membuat  kegiatan tindak lanjut atau dalam membuat kebijakan selanjutnya. Ada empat macam kebijakan yang mungkin dapat diambil setelah evaluasi program dilaksanakan yaitu apakah program tersebut dilanjutkan, perlu disempurnakan, dimodifikasi atau juga dihentikan. Semua kebijakan yang akan diambil tentu berdasarkan data yang telah terkumpul di lapangan dan hasil analisis yang logis.
Dalam melaksanakan evaluasi program ada beberapa komponen dari program tersebut yang harus dievaluasi seperti input, guru, materi atau kurikulum, metode mengajar, sarana dan lingkungan.
1)      Input ( masukan)
Sebagai subyek belajar, siswa dengan segala keberagamannya perlu menjadi perhatian bagi guru sebab pemahaman akan keberagaman ini juga akan  mempengaruhi keberhasilan program pengajaran. Selain itu, dengan memahami segala perbedaan peserta didik, akan memudahkan guru dalam memberikan layanan belajar yang sesuai sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
2)      Guru
Guru merupakan komponen penting dalam pembelajaran karena merupakan penanggungjawab terhadap seluruh proses pembelajaran yang berlangsung baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Dalam melaksanakan program pengajaran seorang guru harus mempunyai kesiapan baik dari aspek fisik maupun mental. Dalam proses pembelajaran, seorang guru perlu bersikap adil dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya dengan tetap memperhatikan segala keberagamnya.
3)      Materi atau Kurikulum
Sebagai jantung pendidikan, kurikulum perlu juga dievaluasi sehingga dapat tercipta suatu hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni (IPTEKS). Jika kurikulum yang dipakai tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat maka perlu diganti atau dimodifikasi sehingga lebih relevan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perubahan kurikulum seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diubah menjadi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
4)      Metode atau Pendekatan Dalam Mengajar
Merupakan cara-cara yang dianggap jitu dalam menyampaikan materi ajar. Tidak ada satu pun metode dan pendekatan yang dianggap paling cocok untuk semua bidang studi. Karakteristik bidang studi yang berbeda satu sama lain berimplikasi pula dalam pemilihan metode belajar. Oleh karena itu perlu dievaluasi apakah metode yang dipakai sudah sesuai dan mampu mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. 
5)      Sarana
Sarana belajar merupakan segala sesuatu yang pergunakan dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun memiliki tenaga pendidik yang berkompeten namun tidak didukung oleh sarana parasana yang memadai maka tujuan pendidikan yang diharapkan tidak akan tercapai secara lebih optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sarana prasarana berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. sehingga perlu dievaluasi tingkat efiktivitas dan efisiensinya.   
6)      Lingkungan
Yang termasuk dalam lingkungan pembelajaran adalah lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia. Yang termasuk lingkungan manusia ialah semua sumber daya manusia yang terlibat langsung proses pembelajaran peserta didik seperti seluruh staf sekolah, keluarga dan masyarakat. Sedangkan lingkungan yang bukan manusia merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa yang turut berpengaruh terhadap hasil belajarnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk lingkungan bukan manusia adalah suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung, sarana lain, budaya serta situasi dan kondisi lingkungan siswa.

D.    Apakah Tujuan Pendidikan Sudah Terealisasikan?
Berbicara tentang apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau belum maka terlebih dahulu harus dipahami apakah indikator pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Untuk mengukur apakah tujuan pendidikan di suatu negara sudah tercapai atau belum maka tujuan yang ideal itu perlu dirincikan menjadi tujuan yang lebih sederhana lagi agar dapat diamati dan diukur tingkat pencapaiannya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pendidikan di Indonesia dapat dibagi dalam empat jenjang yakni tujuan pendidikan nasoinal, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan suatu pembelajaran akan tercapai bila dipersiapkan secara matang oleh pihak pendidik melalui suatu perencanaan pembelajaran yang baik dan sistematis. Bila dilaksanakan dengan sebaik mungkin maka tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalana tujuan pembelajaran akan terwujud. Pembelajaran dikatakan berhasil bila tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Untuk dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan, perlu dilakukan evaluasi. Indikator keberhasilan ini dapat diketahui dari hasil evaluasi. Jika sebagian besar peserta didik telah menguasai dan memahami materri yang diajarkan maka dapat dikatakan tujuan pembelajaran telah tercapai. Biasanya para pendidik mencantumkan derajat tingkat keberhasilan dalam rencana pembelajarannya seperti pembelajaran dikatakan berhasil jika 80 % peserta didik menguasai materi yang diajarkan sebesar 75 %.  Bila setiap pembelajaran yang berlangsung dapat mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal maka tujuan kurikulernya telah tercapai pula. Dan bila seluruh lembaga pendidikan dapat mewujudkan tujuan pendidikan pada masing-masing lembaganya maka tujuan pendidikan yang diinginkan oleh negara tersebut telah tercapai. Namun bila dalam pelaksanaannya tujuan pendidikan belum tercapai optimal maka perlu dilakukan upaya tindak lanjut guna memperbaikinya seperti adanya program remedial serta layanan belajar lainnya.  Selain melakukan upaya ini, rencana tindak lanjut dapat juga berupa adanya revisi pada komponen-komponen yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran sehingga dapat berfungsi lebih efektif dan efisien. Upaya revisi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja seluruh komponen agar dapat menghasilkan out put yang bermutu yang tanggap terhadap perkembangan IPTEKS serta sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.


    Kesimpulan
Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif dan berhasil bila dapat mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal ini berimplikasi pada perlunya persiapan dan kesiapan yang matang dan sistematis dari pihak pendidik sehingga diperlukan adanya persiapan mengajar yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila telah direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik mungkin maka pembelajaran akan berhasil dan dapat tercapai tujuan pembelajarannya. Untuk dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum maka dilakukan evaluasi baik evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif. Hasil evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi pendidik untuk melihat tingkat keberhasilan pembelajaran yang diampunya. Selain itu, hasil evaluasi juga dapat digunakan dalam menentukan keputusan atau kebijakan selanjutnya seperti memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik yang belum tuntas serta pengayaan bagi siswa yang telah tuntas belajarnya. Bila tujuan pembelajarannya belum tercapai optimal maka selain melakukan upaya perbaikan bagi peserta didiknya, perlu juga di lakukan evaluasi terhadap komponen-komponen yang terlibat dalam seluruh aktivitas pembelajaran seperti pendidik, materi atau kurikulum, metode atau pendekatan pembelajaran, sarana prasarana, dan lingkungan. Sebab pendidikan merupakan sebuah proses yang sistematis yang mana setiap komponennya saling terkait dan menunjang. Bila salah satu komponennya bermasalah maka akan menghambat tujuan yang telah ditetapkan sehingga perlu dievaluasi dan dicarikan solusi yang efektif. Namun bila tujuan pembelajaran telah tercapai maka dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan pun telah tercapai. Indikator keberhasilan pendidikan adalah bila tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat tercapai dan dikuasai oleh peserta didiknya. Selain itu, bila out put yang dihasilkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik maka dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan telah terealisasikan.
     Saran
Dalam makalah ini penulis ingin menyampaikan saran kepada :
1.      Para pendidik diseluruh Indonesia agar dapat mempersiapkan pembelajaran secara lebih baik sehingga dapat melaksanakan dengan baik pula dan dapat mewujudkan tujuan pembelajarannya. Gagal merencanakan = merencanakan kegagalan
Selain itu, perlu melakukan evaluasi agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran dan dapat menjadikan hasil evaluasi sebagai bahan introspeksi diri tentang kinerja kita sebagai seorang pendidik.
2.      Para pengambil kebijakan dalam pendidikan agar lebih memperhatikan seluruh komponen yang terlibat dalam pendidikan.sehingga bila pembelajaran belum mampu mewujudkan tujuan pendidikan jangan cuma menyalahkan guru. Sebagai sebuah sistem, tentu banyak faktor yang mempengaruhinya. Buatlah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
3.      Rekan-rekan mahasiswa calon guru SD agar lebih giat lagi mempelajari tentang evaluasi pendidikan sebab dengan memahami pentingnya evaluasi kita dapat melaksanakan tugas kita sebagai pendidik dengan baik dan benar.












                                   
DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sukardi, Musa dan Tumardi,  2000. Evaluasi Pendidikan. Malang : Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan.

Tayibnapsis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Biro Hukum dan Organisasi Sekjen SEPDIKNAS : Jakarta

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1787120-tujuan-dan-sumber-pendidikan/




Minggu, 09 Oktober 2011

Welcome

Salam sejahtera bagi kita semua.... Selamat berjumpa dalam dunia blogger. Diawal perjumpaan ini ijinkan saya untuk memperkenalkan diri sebagai salah satu anggota baru dalam dunia per-blogger-an. Nama saya Ferdy. lengkapnya Ferdinandus Bele. Saya asli Flores khususnya aya (SBD). Kenyataan inilah yang termaktub dalam nama blog saya Ferdy NaSum yang diartikan sebagai Ferdy Nagekeo-Sumba. Blog ini saya sebut sebagai Blog Dunia Pendidikan karena sesuai dengan profesi saya yaitu sebagai seorang pendidik. Saya telah menyelesaikan pendidikan S1 pada Program Studi PGSD di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Saya bekerja sebagai Dosen Tetap pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) di Waitabula Kabupaten SBD-NTT. Saat ini saya sedang melanjutkan program S2  di UNY pada Prodi Dikdas. Bagi teman-teman dan para pengunjung yang ingin mengenal lebih jauh tentang saya dapat berkomunikasi melalui telepon atau via email. Nomor handphone saya adalah 081227424661, sedangkan email saya adalah ferdibs@yahoo.com. demikianlah beberapa informasi dan data diri tentang saya. Tentunya saya berharap, sebagai anggota baru, saya akan banyak mendapat bantuan dan informasi dari teman-teman dan pengunjung sehingga saya dan blog ini dapat berkembang menjadi lebih baik.