Pembelajaran
Tematik
1. Pengertian
Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan
pada bagian struktur kurikulum SD/MI bahwa pembelajaran pada kelas I sampai
kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV
sampai kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehinggga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. (Depdiknas, 2006: 5).
Istilah
model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated
curriculum approach, a coherent curriculum approach. Jadi berdasarkan
istilah tersebut, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir dari pola
pendekatan kurikulum yang terpadu (integrated
curriculum approach). (Trianto, 2011: 147).
Beberapa
model pembelajaran terpadu adalah the
fragmented model, the connected model, the nested model, the webbed model dan
berbagai model lainnya. Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema
tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antar guru dan siswa, tetapi
dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati,
dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan
bidang-bidang studi. (Trianto, 2011: 115).
The webbed model
of integration views the curriculum through a telescope, capturing an entire
constellations of disciplines at once. Webbed curriculums ussually use a
fertile theme to integrate subject matter, such as inventions.
Model webbed memandang kurikulum melalui sebuah teleskop, memotret semua
kumpulan bidang studi pada saat bersamaan. Model ini biasanya menggunakan tema
yang besar untuk memadukan bidang studi.
(www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_199110_fogarty.pdf
Sedangkan
menurut Fogarty (1995: 185), webbed
curricula commonly use the thematic approach to integrate subject matter. Broad
themes such as change, cultures, discovery, enviroments, interaction,
invention, power, systems, time and work provide a greater opportunity for
teachers of various disciplines to find common topic, concepts and skills. Dalam
model web biasanya menggunakan
pendekatan tematik untuk memadukan materi pelajaran. Tema besar seperti
perubahan, budaya, penemuan, lingkungan, interaksi, kekuatan, sistem, waktu dan
pekerjaan menyediakan peluang besar bagi guru dari berbagai disiplin ilmu untuk menemukan topik, konsep dan ketrampilan
yang diharapkan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik ini, siswa akan
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami.
2. Landasan
Pembelajaran Tematik
Dalam teori
belajar yang dikemukakan oleh Piaget diuraikan bahwa tahapan perkembangan
intelektual anak meliputi sensori motor, pra operasional, operasional konkrit
dan operasional formal. Siswa sekolah dasar berada pada tahapan operasional
konkrit sehingga proses pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
dan ciri perkembangan anak pada tahap ini. Para pakar psikologi menguraikan
bahwa perkembangan siswa SD terutama pada kelas-kelas awal masih bersifat
holistik dan terpadu. Oleh karena pembelajaran perlu dirancang secara terpadu
dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran.
Menurut Trianto
(2011: 3101-106), pembelajaran tematik berangkat dari tiga (3) landasan yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis.
a.
Landasan filosofis
Pembelajaran
tematik berlandaskan pada filsafat pendidikan progresivisme, sedangkan
progresivisme bersandarkan pada filsafat naturalisme, realisme dan pragmatisme.
Selain itu, pembelajaran tematik juga bersandar pada filsafat pendidikan
konstruktivisme dan humanisme.
b.
Landasan psikologis
Secara
teoritik maupun praktik, pembelajaran tematik berlandaskan pada psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
untuk menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa
agar tingkat keluasan dan kedalamanya sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik. Sedangkan psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana
isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana
pula siswa mempelajarinya.
c.
Landasan yuridis
Dalam
penerapannya, pembelajaran tematik diperlukan payung hukum sebagai landasan
yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan
pembelajaran tematik, dalam arti bahwa pembelajaran tematik dianggap sah
bilamana telah mendapatkan legalitas formal. Landasan yuridis tersebut adalah
UUD 1945, UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan UU Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Karakteristik
Pembelajaran Tematik
Menurut
Depdiknas (2006: 6), pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik
sebagai berikut :
a.
Berpusat
pada siswa
Proses
pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas atau subyek belajar; sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator.
b.
Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa
Dengan
pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada suatu yang nayat (konkret) sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c.
Pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan
saling keterkaitan maka batas mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan lingkungan
siswa.
d.
Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal
ini diperlukan untuk membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Bersifat
fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan lingkungan dimana
sekolah dan siswa berada.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan. Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM
yaitu pembelajaran aktif, reatif, efektif dan menyenangkan.
4. Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Tematik
Secara umum,
prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
prinsip yakni prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran,
prinsip evaluasi dan prinsip reaksi yang secara rinci akan diuraikan seperti
berikut :
a.
Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun
dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
b.
Tema harus bermakna dan disesuaikan
dengan tingkat perkembangan psikologis dan mewadahi sebagian besar minat anak.
c.
Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang terjadi dalam rentang waktu
belajar, ketersediaan sumber belajar dan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat (asas relevansi).
d.
Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi
pembicaraan dalam pembelajaran.
e.
Pemberian tanggung jawab individu dan
kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama
kelompok.
f.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan evaluasi diri (self evaluation)
disamping bentuk evaluasi lainnya.
g.
Guru harus mampu bereaksi terhadap aksi
siswa dalam setiap peristiwa dan tidak
mengarahkan aspek yang sempit, tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna
(Trianto, 2011: 154-156).
5. Keunggulan
Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan
yang dapat dicapai yakni :
a.
Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tertentu.
b.
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c.
Pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d.
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
e.
Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
f.
Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain.
g.
Guru dapat menghemat waktu, sebab mata pelajaran yang
disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
remedial, pemantapan, atau pengayaan materi (Trianto, 2011: 153).
Departemen Pendidikan
dan Kebudayan (1996) menguraikan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan yakni :
a.
Pengalaman dan kegiatan belajar anak
relevan dengan tingkat perkembangannya.
b.
Kegiatan yang dipilih sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
c.
Kegiatan belajar bermakna bagi anak,
sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
d.
Ketrampilan berpikir anak berkembang
dalam proses pembelajaran terpadu.
e.
Kegiatan belajar mengajar bersifat
pragmatis sesuai lingkungan anak.
f.
Ketrampilan sosial anak berkembang dalam
proses pembelajaran terpadu. Ketrampilan sosial ini antara lain : kerja sama,
komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik juga
memiliki keterbatasan. Menurut Puskur Balitbang Diknas (2002: 9), beberapa
keterbatasan pembelajaran tematis antara lain adapat ditinjau dari beberapa
aspek yakni aspek guru, peserta didik, sarana dan sumber pembelajaran, kurikulum,
penilaian dan aspek suasana pembelajaran. Memiliki keterampilan yang
tinggi serta tidak setiap guru mampu
mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat
merupakan contoh keterbatasan dari aspek guru.
Daftar
Pustaka
Departemen
Pendidikan Nasional. 1996. Pembelajaran
Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta. Depdiknas.
Departemen
Pendidikan Nasional. 2006. Strategi Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Jakarta.
Depdiknas.
Fogarty,
Robin. 1991. How to Integrated the
Curricula. Pallatine, Illionis. IRI/Skylight Publishing, Inc.
Trianto.
2009. Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher
Trianto.
2011. Desain Pengembangan Pembelajaran
Tematik bagi anak usia dini TK/RA & anak Usia Kelas Awal SD/MI.
Jakarta. Kencana.
Fogarty,
Robin. (Oktober 1991). Ten Ways to
Integrate Curriculum. Diambil pada tanggal
16 Maret 2012, dari http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_199110_fogarty.pdf
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Puskur
Balitbang Depdiknas. 2006. Model
Pembelajaran Tematik. Jakarta. Depdiknas.
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapusPembelajaran tematik membuat belajar lebih menarik dan relevan, membantu siswa melihat keterkaitan antar mata pelajaran. Namun, bisa menantang dalam pelaksanaannya jika tidak dirancang dengan baik.
BalasHapusTematik digunakan untuk memudahkan para siswa. Namun, terkadang materi yang disampaikan dalam tematik cukup kurang karena hanya ada poin-poin tertentu tanpa detail atau rincian lebih besar.https://shintalya.blogspot.com/2024/08/resume-unveiling-nexus-of-leadership.html
BalasHapusartikel yang bermanfaat! buat anda yang mau mencari les privat terbaik bisa langsung kunjungi website kami untuk menemukan les privat terbaik untuk anak
BalasHapusartikel yang bermanfaat! buat anda yang mau mencari les simak ui
BalasHapusbisa langsung kunjungi website kami untuk menemukan les privat terbaik untuk menghadapi ujian SIMAK UI