Jumat, 23 Maret 2012

Model Pengembangan E-Learning



A.    Pengertian Model dan E-Learning
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai 1 pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan; 2 orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); 3 orang yang (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; 4 barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini, yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Sedangkan menurut Sihabudin, Model adalah tema yang cukup problematik dan digunakan secara berbeda-beda oleh tiga komunitas. Pertama, para praktisi cenderung menggunakan “model” dalam arti“pendekatan belajar dan mengajar”. Contoh, mereka mungkin berbicara tentang penggunaan “problem-based (berbasis masalah)”, “outcome-based (berbasis keluaran)”, atau secara spesifik lebih popular dengan pendekatan konstruktivistik ketika merencanakan materi dan pembelajaran. Kedua, para peneliti cenderung menggunakan “model” dalam arti sebuah cara untuk menjelaskan atau mengeksplorasi sesuatu yang terjadi di dalam konteks belajar. Ketiga, komunitas pengembangan teknik dan standar menggunakan “model” dalam arti sebuah cara untuk menyusun representasi seperti pemberian kode. Dari dua pengertian diatas maka yang dimaksud dengan model adalah pola representasi dari sesuatu yang akan dirancang.
Secara etimologis e-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari eletronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian, e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat eletronik, khususnya perangkat komputer. Fokus penting dalam e-learning adalah proses belajaranya (learning) itu sendiri dan bukan pada electronic karena elektronik hanyalah sebagai alat bantu saja. Pelaksanaan e-learning menggunakan bantuan audio, video, dan perangkat komputer atau kombinasi ketiganya (Munir, 2009: 169).
Terdapat beberapa pengertian e-learning menurut pendapat para ahli teknologi pendidikan. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001]. E-learning (electronic learning) adalah pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004).
Salah satu definisi umum dari e-learning diberikan oleh Gilbert & Jones (2001), yaitu: pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT). Definisi yang hampir sama diusulkan juga oleh the Australian National Training Authority (2003) yakni meliputi aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV and CD-ROM guna mengirimkan materi pembelajaran secara lebih fleksibel (Surjono, 2010: 4)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai sarana/media pembelajaran. Perangkat elektronik yang dimaksud mencakup perangkat hardware seperti komputer, video, tape, radio, televisi, handphone, maupun perangkat software seperti jaringan komputer dan/atau internet. materi e-learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal  ataupun internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media CD/DVD. 
Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah pola representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.
B.     Model Pengembangan E-Learning
Terdapat beberapa model pengembangan e-learning. Menurut Jolliffe, dkk., terdapat dua  model utama yakni the mental model dan the cognitif apprenticeship model.
1.         The Mental Model (Model Mental).
The mental models are the conceptual and operasional representations that people develop as they interact with complex systems. Mental model are thouhgt to consist of an awareness of the various component of a systems and are assesed using a variety of method including problem solving, troubleshooting performance, information retention over time, observation and user predictions regarding performance (Jolliffe dkk,  2001: 22).
Model mental diartikan sebagai penyajian-penyajian konseptual dan operasional yang dikembangkan ketika orang berhubungan dengan sistem yang kompleks. Model-model mental merupakan pemikiran yang terdiri atas kesadaran terhadap berbagai komponen dari suatu sistem dan dievaluasi menggunakan berbagai metode termasuk pemecahan masalah, mencari dan memecahkan persoalan, ingatan informasi, pengamatan dan prediksi pengguna (user) terhadap pengetahuan capaian. Model mental nampak lebih dari sekedar peta struktural dari berbagai komponen.
Terdapat beberapa komponen dalam model mental antara lain :
a.    Structural knowledge
Merupakan pengetahuan tentang konsep struktur domain pengetahuan dan diukur melalui jaringan dan peta atau lingkaran-lingkaran konsep. Metode ini berasumsi bahwa pengetahuan dapat dibentuk menggunakan simbol.
b.    Performance knowledge
Bertujuan untuk menilai pengetahuan capaian dimana pebelajar diberi tugas-tugas pemecahan masalah untuk menguji kesan visual mereka.
c.    Reflective knowledge
Disini pebelajar bisa menunjukkan kepada yang lain bagaimana cara melaksanakan suatu tugas tertentu. Dengan cara ini, pebelajar pertama harus membuat daftar perintah, deskripsi tugas  dan diagram alur untuk menmguji gambaran mentalnya.
d.   Image of system
Merupakan kenyataan dari model pebelajar yang khas dinilai dengan meminta pebelajar untuk mengartikulasikan dan memvisualisasikan bentuk-bentuk fisik.
e.    Metaphor
Seperti juga gambar-gambar, pembelajar akan sering menghubungkan sistem baru dengan pengetahuan ada sehingga dapat dilihat orang lain.
f.     Executive knowlegde
Bertujuan untuk memecahkan permasalahan, pembelajar harus mengetahui kapan mengaktifkan dan menerapkan sumber daya kognitif yang diperlukan.
2.         The Cognitif Apprenticeship Model (Model Belajar Magang Kognitif)
Cognitive apprenticeship is based on various conditions for learning, for example : learning takes place within a context of meaningfull, ongoing activities with a need for learners to receive immediate feedback on their success; other people can and do serves oa models for imitative learning and provide structure to and connections betwen learners’ experiences; the concept of learning  being fungtional; and the idea that the need for and purpose for learning are often explicitly stated (Jolliffe dkk, 2001: 23).
Model belajar magang kognitif berdasarkan pada berbagai kondisi-kondisi belajar misalnya belajar berlangsung dalam konteks aktivitas yang berkelanjutan, penuh arti dimana pembelajar perlu menerima umpan balik segera. Orang lain dapat bertindak sebagai model-model yang menyediakan bentuk yang dihubungkan dengan pengalaman pembelajar; konsep belajar fungsional dengan tujuan belajar yang tegas.
Model belajar magang tradisional biasanya memberi peluang untuk latihan. Karakteristik model belajar ini antara lain: gagasan bahwa pekerjaan adalah daya penggerak, dan penguasaan progresif terhadap tugas-tugas dihargai sebagai nilai penyelesaian pekerjaan; ketrampilan-ketrampilan tertentu diawali dengan belajar tugas; belajar dipusatkan pada capaian (perfomance) dan kemampuan untuk melakukan sesuatu; dan standar pencapaian diaktualisasikan dalam pekerjaan nyata.
Sesuatu yang dapat dijadikan teladan dalam metodologi belajar tradisional yakni menyediakan satu dasar pijakan untuk penggunaan model belajar magang kognitif dalam pengembangan materi print dan Web-based. Model ini mengabaikan perbedaan-perbedaan antara pendidikan dan pelatihan dan membantu pembelajar untuk menjadi seorang ahli
Sihabudin dalam http://ejournal.sunanampel.ac.id/index.php/Nizamia/article/view/301  menguraikan dua contoh model pengembangan e-learning yakni model pengembangan e-learning dengan pendekatan knowledge Management (KM) dan model pendekatan e-learning dengan pendekatan Moodle.
1.         Model Pengembangan E-Learning Dengan Pendekatan Knowledge Management
Knowledge Management (KM) dapat didefiniskan sebagai satu set (himpunan) intervesi orang, proses dan tool (teknologi) untuk mendukung proses pembuatan, pembau-ran, penyebaran dan penerapan pengetahuan. Pembuatan pengetahuan adalah proses perbaikan atau penambahan potongan-potongan pengetahuan tertentu selama proses pembelajaran terjadi melalui pengalaman. Pembauran pengetahuan merupakan proses pengumpulan, penyimpanan dan penyortiran dari pengetahuan yang dikembangkan dengan pengetahuan yang dimiliki. Penyebaran pengetahuan adalah proses pengambilan dan pendistribusian pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran yang lain. Penerapan pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan yang ada untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pengetahuan dikembangkan dalam proses pengalaman, seperti problem-solving, projek atau tugas.
2.         Model Pengembangan E-Learning Dengan Pendekatan Moodle.
Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk ke dalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.
Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi moodle ini. Berbagai sumber dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. Naskah tulisan yang ditulis dari aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi presentasi yang berasal dari Microsoft Power Point, Animasi Flash dan bahkan materi dalam format audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran. resource
Berikut ini beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh Moodle adalah sebagai berikut (1) Assignment. Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan mereka, (2) Chat. Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan online). Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog teks secara online, (3) Forum. Sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi, (4) Kuis. Dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun test secara online, (5) Survey. Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat.
Strategi pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat sesuai tujuan yang diinginkan. Jika disepakati bahwa e-learning di dalamnya juga termasuk pembelajaran berbasis internet. Ada tiga kemungkinan dalam strategi pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course (Haughey, 1998).
1.         Web Course
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
2.         Web Centric Course
Adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning  atau online learning. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan blended learning  ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk memperluas kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model ini merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based education.
3.         Web Enhanced Course
model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Dalam  penjelasan selanjutnya tentang strategi pelaksanaan model pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat (4) model yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni selective model, seqquential model, static station model dan laboratory model.  Selective model dapat dilakukan bila jumlah komputer terbatas, sedangkan sequential model dilakukan juga bila jumlah komputer terbatas dan siswa dalam kelompok kecil bergerak dari satu set sumber informasi ke sumber yang lain. Bahan e-learning digunakan sebagai bahan rujukan atau bahan informasi baru. Jika terdapat beberapa komputer, siswa diberi peluang untuk mendapatkan pengalaman hands-on. Pada static station model, jika jumlah komputer sedikit, guru mempunyai beberapa sumber berbeda untuk mencapai objektif pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh beberapa kelompok siswa manakala siswa lain menggunakan sumber yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Sedangkan pada laboratory model dilakukan jika jumlah komputer mencukupi untuk semua siswa, maka bahan e-learning dapat digunakan oleh semua siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri. Model ini boleh digunakan jika sekolah mempunyai perangkat komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet.


Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni :
1.   model pengembangan e-learning adalah pola representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.
2.      Terdapat beberap model dalam pengembangan e-learning seperti model mental, dan model belajar magang kognitif yang diungkapkan oleh Jolliffe dkk, juga model web course, web centric course, dan web enhanced course (Haughey, 1998).
3.      Terdapat empat (4) model yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni selective model, seqquential model, static station model dan laboratory model



Daftar Pustaka
Jolliffe, Alan, Jonathan Riter & David Stevens. (2001).  The Online Learning Hand Book Developing and Using Web-Based Learning. USA . Kogan Page.
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung.  Alfabeta.
Sihabudin. (2009). Model-model Pengembangan E-Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.  Diambil pada tanggal 16 Maret 2012, dari http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/Nizamia/article/view/301

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Bahasa Depdiknas.

5 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    BalasHapus
  2. Woow Nice article I am like your post. "Perfect "
    Good job
    TanksFor sharing
    Please follow me bavk
    Sering membaca ya..
    Inspirasi kehidupan dari kisah 10 anjing Raja Apa Yang Ada Di Benak Anda Kebanyakan berasumsi

    BalasHapus
  3. Dengan adanya E-Learning sangat memudah kan siswa atau pun mahasiswa dalam belajar (www.uma.ac.id)

    BalasHapus
  4. semoga artikel nya bermanfaat bagi banyak orang ya kak..
    numpang post ya kakkk APLIKASI KEKINIAN

    BalasHapus
  5. terima kasih postinganya sangat membantu, kami juga bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan aplikasi absensi fingerprint sms gateway terintegrasi dengan HP ortu, untuk lebih lanjut silahkan kunjungi website kami www.schoolmantic.com

    BalasHapus